Gathering Eksportir 2018, Ekspor Meningkat Indonesia Kuat !

Gathering Eksportir 2018, Ekspor Meningkat Indonesia Kuat !

Era globalisasi saat ini mendorong negara-negara di seluruh dunia ke arah perdagangan Internasional. Indonesia dengan luas wilayah yang begitu besar dan sumber daya yang melimpah tentu memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat tampil dominan di panggung perdagangan Internasional. Untuk mendukung hal tersebut, devisa merupakan salah satu faktor yang sangat penting dimana menjadi alat dan sumber pembiayaan. Sobat bc pangbun, mungkin kalian sering mendengar kata devisa kan? Tepat sekali, Devisa adalah sejumlah valuta asing yang berguna untuk membiayai seluruh transaksi perdagangan internasional atau perdagangan antarnegara. Terus darimana sih devisa itu didapatkan? Devisa dapat diperoleh melalui berbagai cara diantaranya pinjaman/hutang luar negeri, hadiah, bantuan, dan sumbangan dari luar negeri, penerimaan deviden serta bunga dari luar negeri, serta salah satu yang mungkin sobat bc pangbun paling sering dengar adalah ekspor barang dan jasa ! kenapa harus ekspor? Selain bermanfaat bagi devisa negara, kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mendorong hasil produk anak bangsa untuk eksis di panggung dunia.

Untuk itu, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang mana salah satu fungsinya sebagai Trade Fasilitator memberikan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan pengusaha-pengusaha dalam negeri untuk dapat meningkatkan kegiatan ekspornya. Salah satunya KPPBC TMP C Pangkalan Bun, dimana dalam kesempatan kegiatan Gathering Eksportir 2018 (Kamis, 30 November 2018) mensosialisasikan dan mendorong para eksportir di wilayah Pangkalan Bun untuk dapat menggunakan fasilitas kepabeanan yang ada guna mendorong ekspor dan juga investasi.  Bertempat di Aula KPPBC TMP C Pangkalan Bun, Dewanti Yanuarsari sebagai master of ceremony (MC) mengawali acara dengan jargon “Ekspor Meningkat Indonesia Kuat” yang diikuti secara antusias oleh peserta yang hadir dalam ruangan tersebut.

Setelah itu, kegiatan ini dibuka oleh Kepala KPPBC TMP C Pangkalan Bun, Nurtanti Widyasari yang dalam sambutannya menjelaskan kondisi neraca perdagangan Indonesia saat ini dalam kondisi defisit sehingga perlu dilakukan langkah-langkah konkrit oleh pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Nah.. langkah konkrit pemerintah diwujudkan melalui program untuk mendorong kegiatan ekspor oleh para pengusaha dalam negeri, dimana melalui Bea Cukai sebagai Trade Fasilitator, memiliki berbagai fasilitas kepabeanan yang dapat dimanfaatkan. Lalu apa saja fasilitas-fasilitas tersebut?

Yuli Wijayanto, Kepala Seksi Kepatuhan Internal & Penyuluhan Bea Cukai Pangkalan Bun memaparkan sedikitnya ada 10 fasilitas kepabeanan yang dapat dimanfaatkan pelaku industri dalam negeri, dimana terdapat 4 Fasilitas yang paling sesuai untuk memaksimalkan kegiatan ekspor. Fasilitas tersebut antara lain KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor) dan KITE IKM (KITE Industri Kecil dan Menengah), Kawasan Berikat, Pusat Logistik Berikat, dan Gudang Berikat. Fasilitas-fasilitas kepabeanan tersebut, memiliki tujuan untuk menarik investasi dalam negeri, meningkatkan produksi dalam negeri, mendorong ekspor, dan mendorong perekonomian nasional, kemudian manfaat dari hal tersebut yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, daya saing, dan tentunya devisa ekspor. Lalu… apa saja sih keunggulan dari fasilitas-fasilitas tersebut?

Rini Setiyowati, Kepala Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis, menjelaskan bahwasannya ke 4 fasilitas diatas dapat dimanfaatkan untuk mendorong ekspor, namun melihat dari produksi dan jenis industri para eksportir di wilayah Pangkalan Bun yang didominasi oleh produk Crude Palm Oil (CPO), Fasilitas KITE dan Kawasan Berikat menjadi fasilitas yang paling sesuai untuk dimanfaatkan.

Fasilitas KITE adalah pemberian pembebasan dan /atau pengembalian Bea Masuk (BM) dan /atau cukai serta PPN dan PPnBM tidak dipungut atas impor barang dan/ atau bahan untuk diolah, dirakit, atau dipasang pada barang lain yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor. Fasilitas ini memiliki 2 (dua) skema, yaitu KITE Pembebasan dan KITE Pengembalian. KITE Pembebasan sendiri berarti setiap perusahan penerima fasilitas ini dapat mengimpor bahan baku dan atau penolong untuk diolah, dirakit, maupun dipasang dengan diberikan pembebasan bea masuk dan tidak dipungut PPN Impor. Tentunya dalam skema ini diwajibkan untuk memberikan jaminan supaya menjamin terlaksananya ketentuan yang ada. Sedangkan KITE Pengembalian, setiap melakukan impor bahan baku dan atau penolong tetap melaksanakan kewajiban pembayaran BM dan PPN Impor, namun setelah dilakukan pengolahan, perakitan, dan atau pemasangan, serta barang tersebut telah diekspor, dapat diberikan pengembalian Bea Masuk dan PPN Impor yang telah dibayarkan atas bahan baku dan atau bahan penolong tersebut.

Begitu pun dengan Fasilitas Kawasan Berikat, berbagai fasilitas terdapat di dalamnya. Kawasan Berikat sendiri adalah Tempat Penimbunan Berikat (TPB) untuk menimbun barang impor dan / atau barang yang berasal dari dalam negeri atau lokal (TLDDP) untuk diolah atau digabungkan sebelum diekspor atau diimpor untuk dipakai. Nah dalam fasilitas ini, selagi barang yang dihasilkan diekspor maka diberikan berbagai fasilitas diantaranya penangguhan bea masuk, pembebasan cukai, tidak dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), tidak dipungut PPN dan PPnBM, dan tidak perlu jaminan.

Untuk mendorong para pengusaha dapat memanfaatkan fasilitas-fasilitas tersebut, Pemerintah melalui Bea Cukai telah menyederhanakan berbagai ketentuan yang ada diantaranya dengan simplifikasi KITE dan rebranding Kawasan Berikat. Untuk fasilitas KITE, dalam ketentuan terbaru diberikan kemudahan dan percepatan perizinan yaitu :

  1. Trust and Verify , Setiap pengguna jasa dipercaya sampai terdapat data yang menunjukan adanya kesalahan;
  2. 10 dokumen perizininan dipangkas sehingga hanya membutuhkan Izin Usaha Industri (IUI);
  3. Keputusan pemberian atau penolakan yang semula 30 hari kerja di Kantor Wilayah (Kanwil) DJBC, menjadi 3 hari kerja di Kantor Pengawasan dan Pelayanan, serta 1 jam di kanwil DJBC;
  4. Permohonan yang semula dilakukan secara manual, saat ini dapat diajukan secara online.

Begitu juga dengan Kawasan Berikat, dilakukan rebranding untuk memberikan kepastian dan kemudahan kepada pengguna diantaranya :

  1. Memangkas proses perizinan dari semula 15 hari kerja di Kantor Pabean dan 10 hari kerja di Kantor Pusat DJBC menjadi 3 hari kerja di Kantor Pabean dan 1 Jam di Kantor Wilayah;
  2. Jumlah perizinan transaksional, dari 45 perizinan dipangkas menjadi 3 perizinan secara elektronik;
  3. Masa berlaku izin Kawasan Berikat berlaku secara terus menerus;
  4. Penerapan prinsip One Size Doesn’t Fit All, yaitu pemberian fasilitas fiskal dan prosedural yang berbeda-beda untuk masing-masing jenis industri, sehingga dalam izin Kawasan Berikat ada perlakuan tertentu untuk masing-masing Pengusaha Kawasan Berikat.

Pada kesempatan Gathering Ekspor ini pula diperkenalkan Tim Klinik Ekspor Bea Cukai Pangkalan Bun yang siap memberikan jawaban atas konsultasi yang dilakukan pengguna jasa secara one to one seputar fasilitas-fasilitas yang ada. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat mendorong eksportir di lingkungan Bea Cukai Pangkalan Bun pada khususnya, untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang ada sehingga mendorong peningkatan ekspor dan menjadikan Indonesia Kuat ! #BeaCukaiMakinBaik 

Read More

Materi Gathering Eksportir 2018

Berikut kami lampirkan link materi Gathering Eksportir 2018 yang dapat diunduh di:

bit.ly/GathEksportirBCPangbun2018

Terima Kasih.

Read More
Kedepankan Pelayanan Prima, Bea Cukai Pangkalan Bun Gelar Pelatihan SLA

Kedepankan Pelayanan Prima, Bea Cukai Pangkalan Bun Gelar Pelatihan SLA

Jum’at, 23 November 2018 – Bea Cukai Pangkalan Bun menggelar Program Pembinaan Keterampilan Pegawai (P2KP) dengan mengangkat tema Service Level Agreement sebagai upaya untuk mengedepankan pelayanan prima. Bertindak sebagai pembicara adalah Yuli Wijayanto selaku Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan, serta M. Fatkhur Rohman dan Movi Herliansyah dari Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis KPPBC TMP C Pangkalan Bun.

Yuli membuka presentasi dengan mengingatkan pegawai Bea Cukai Pangkalan Bun akan pentingnya menghayati pilar-pilar reformasi. Sebagai ASN pegawai dituntut untuk bekerja sebagai pelayan publik, bukan sebaliknya. SLA sendiri merupakan standar layanan yang telah disepakati bersama berupa tindakan, bahasa lisan, bahasa tubuh, penampilan, dan sikap. Tujuan dari SLA adalah untuk mewujudkan pelayanan prima.

Beliau menyampaikan pentingnya penampilan karena hal itulah yang akan pertama kali dilihat oleh orang lain atau yang biasa kita sebut first impression. Dari penampilan saja orang lain bisa memberikan image kepada kita. Banyak orang seringkali tidak menyadari pentingnya kesan atau image, padahal image merupakan lukisan diri yang kita tampilkan pada orang lain. Keahlian atau keterampilan yang baik dan kualitas kerja yang tinggi memang sangat dibutuhkan, akan tetapi kesan atau image yang buruk bisa menutupi keahlian yang paling sempurna. Image yang buruk dapat mempengaruhi penerimaan rekan kerja akan ide-ide atau permintaan-permintaan kita. Etika penampilan yang baik adalah sopan, sesuai peruntukan, rapi bersih, wajar, pantas, dan tidak berlebihan.

Sesi selanjutnya dibawakan oleh M. Fatkhur Rohman dari Seksi PKCDT yang memaparkan tentang pentingnya komunikasi.

Disampaikan bahwa komunikasi bukan tentang apa yang kita sampaikan tetapi bagaimana kita menyampaikan, maka cara berkomunikasi antara orang 1 dengan yang lainnya perlu disesuaikan. Ada 3 perilaku komunikasi, yaitu: perilaku agresif, submisif, dan asertif. Agresif cenderung jujur dan terbuka namun cara mengungkapkan perasaan tidak tepat bahkan cenderung memaksakan kehendak. Submisif cenderung menghindari konflik, terhambat dalam mengungkapkan perasaan diri, dan bereaksi di belakang. Sikap yang paling tepat dalam berkomunikasi adalah asertif, yaitu berani mengungkapkan fikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, memperhatikan pikiran dan perasaan orang lain, serta menekankan penyelesaian masalah yang efektif.

Program pembinaan keterampilan pegawai diakhiri dengan sesi praktik standar layanan pemeriksaan barang yang dibawakan oleh Movi Herliansyah.

Secara keseluruhan P2KP berjalan lancar, komunikatif, dan melibatkan partisipasi aktif dari seluruh pegawai. Harapannya dengan adanya P2KP SLA ini mampu mewujudkan Pelayanan Prima di Bea Cukai Pangkalan Bun untuk #BeaCukaiMakinBaik

Read More
Era Digital Humas DJBC Siap Menjual

Era Digital Humas DJBC Siap Menjual

Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata humas? seseorang yang pandai berinteraksi dengan orang lain? Seseorang yang pandai berkomunikasi? Tahukah anda bahwa setiap diri kita adalah humas? Begitulah yang disampaikan oleh Dewanti Yanuarsari, narasumber dalam kegiatan Sharing Sesion Kehumasan DJBC yang dilaksanakan di Ruang Utama KPPBC TMP C Pangkalan Bun (Rabu, 22 November 2018). Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Kantor Bea Cukai Pangkalan Bun, Nurtanti Widyasari yang mana dalam pembukaannya menyampaikan pentingnya humas dalam keberlangsungan sebuah organisasi.

Mengapa peran humas sangat penting dalam sebuah organisasi? Dewanti menjelaskan, humas berperan dalam menciptakan brand sebuah organisasi. Brand ini sendiri merupakan citra yang melekat pada suatu hal. Misalnya Kentucky, orang akan langsung terngiang dengan makanan ayam goreng yang renyah. Padahal, Kentucky merupakan sebuah nama negara bagian Amerika Serikat. Namun karena mereka berhasil membuat suatu produk yang menjadi citranya, orang-orang mengingat kentucky sebagai sebuah produk makanan ayam goreng.

Begitu juga dengan setiap organisasi yang memiliki brandnya masing-masing dimana salah satunya Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC). Ketika Mendengar slogan “ Bea Cukai …” orang-orang akan membalas dengan kata “Makin Baik…”. Hal tersebut merupakan hasil dari upaya yang telah dilakukan Bea Cukai untuk memperbaiki dan membangun kembali citra (Re-Branding) Bea Cukai di masa lampau. Mungkin jika menilik masa lalu, setiap mendengar kata Bea Cukai, orang-orang akan memiliki stigma negatif. Namun dengan berbagai upaya yang telah dilakukan melalui reformasi birokrasi, Bea Cukai telah bertransformasi menjadi institusi yang mengedepankan integritas dan pelayanan yang profesional. Citra baru inilah yang perlu disampaikan kepada masyarakat agar mengetahui bahwa Bea Cukai masa kini berbeda dengan dulu kala.

Bagaimana caranya? Semua dapat dilakukan dengan cara membangun hubungan kepada masyarakat luas serta menyebarkan kebaikan dan keberhasilan yang telah bea cukai lakukan. Peningkatan pelayanan, pencapaian target penerimaan, reformasi kelembagaan, dan penegakan integritas perlu di galakkan kepada masyarakat, baik secara langsung maupun melalui sosial media. Di era digital ini sebuah informasi dapat tersebar luas melalui sosmed dengan waktu yang singkat, itulah mengapa sosial media menjadi salah satu sarana penting untuk membangun hubungan kepada masyarakat. Hal yang dapat disebarkan melalui sosial media merupakan konten-konten positif, baik berupa gambar, video, maupun tulisan. Maka dari itu, penting bagi setiap pegawai mampu membuat konten-konten diatas.

Nah.. untuk itu pada kesempatan ini juga dilakukan training kepada pegawai seputar teknik video dan fotografi.

Adapun pelatihan yang diberikan mengenai bagaimana cara mengambil gambar dan video yang baik, seting kamera untuk pengambilan gambar dan video, serta teknik editing gambar dan video menggunakan aplikasi pihak ketiga. Mengapa semua pegawai penting untuk dapat menguasai hal tersebut? Karena setiap diri kita, Pegawai DJBC , merupakan seorang humas. Kita dapat membagikan cerita melalui foto, video, maupun tulisan tentang kinerja maupun keberhasilan yang dilakukan dan dicapai yang tidak dapat dirasakan oleh orang lain. Misalnya seksi Penindakan & Penyidikan (P2) ketika mampu mendapatkan tangkapan rokok ilegal, tentu hanya mereka yang merasakan yang dapat menuangkan cerita yang terjadi dalam proses tersebut secara maksimal ke dalam sebuah konten.

Atas dasar itulah bisa dikatakan setiap pegawai DJBC merupakan humas yang harus siap menebarkan hal-hal positif supaya masyarakat tahu mengenai bea cukai saat ini yang makin baik setiap waktunya. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan setiap pegawai dapat menyadari bahwa dirinya merupakan bagian dari humas.

Tentu bukan hanya berita yang disebarkan, namun praktik riil perbaikan terus menerus dan perilaku positif yang dilakukan setiap pegawai agar citra bea cukai makin baik bukan hanya sebuah brand semata. Mari bersama membangun bea cukai yang makin baik !

Read More
BC Pangkalan Bun Bekali Pegawai Tentang Teknik Sounding

BC Pangkalan Bun Bekali Pegawai Tentang Teknik Sounding

  Kalimantan Tengah merupakan salah satu provinsi dengan penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Salah satu produk dari Kelapa Sawit tersebut adalah Crude Palm Oil (CPO) dimana menjadi salah satu komoditi ekspor di Daerah Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Nah.. sebagai Instansi yang bertugas melayani dan mengawasi kegiatan ekspor impor, Bea Cukai Pangkalan Bun tentunya seringkali berhadapan dengan kegiatan pengawasan atas komoditi tersebut. Salah satu metode untuk mendukung kegiatan pengawasan dilakukan melalui teknik sounding. Maka pada Selasa, 13 November 2018 Bea Cukai Pangkalan Bun menyelenggarakan kegiatan P2KP dengan Tema Teknik Pengukuran Barang Curah Cair Dalam Tanki (Sounding) .       

  Sebagai Narasumber, Kepala Seksi Penindakan dan Penyidikan (P2) (Fitriyanto Brotowasana), bersama Pelaksana dari Seksi P2 (Bangkit Bakti Dewantara) & Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai (PKC) (Muhammad Fahrurizal) membuka kegiatan ini dengan soal pre-test untuk mengukur sejauh mana pegawai Bea Cukai Pangkalan Bun mengetahui tentang materi yang akan disampaikan.

  Sesuai dengan penjelasan narasumber, definisi Sounding adalah suatu cara untuk mengetahui jumlah muatan cairan (volume) yang terdapat di dalam tanki baik yang ada di darat /ataupun di kapal. Nah dalam Sounding terdapat dua cara untuk mengukur volume, yaitu dengan cara Ullage dan Innage/Dip. Ullage sendiri merupakan cara untuk mengetahui volume tanki dengan mengukur jarak antara permukaan muatan dengan atap tangki (Top Tank), sedangkan Innage/DIP merupakan cara untuk mengetahui volume tanki dengan mengukur kedalaman atau jarak antara dasar tanki (meja ukur) hingga permukaan muatan.

  Materi selanjutnya merupakan tahapan untuk menghitung muatan Tanki Darat dengan metode studi kasus yang diikuti secara antusias oleh peserta, dimana pada sesi ini para pegawai dapat mengetahui cara yang dilakukan untuk mengukur muatan yang biasa dilakukan di lapangan. Adapun tahapan tersebut diantaranya :

  1. Mengetahui nomor tanki darat yang akan dihitung volumenya (misalnya tanki nomor 5);
  2. Lakukan sounding dengan menggunakan alat sounding tape untuk mengukur volume yang ada di dalam tanki;
  3. Ukur suhu cairan dengan thermometer;
  4. Lakukan perhitungan dengan menggunakan tabel kalibrasi.

  Kegiatan P2KP ditutup dengan evaluasi penyampaian materi yang dikemas melalui post test dan untuk 3 pegawai dengan nilai tertinggi saat pre-test dan post-test berhak mendapatkan hadiah coklat. Harapannya dengan adanya kegiatan pembekalan ini dapat meningkatkan kemampuan pegawai dalam  melakukan pelayanan dan pengawasan ekspor.

Read More
Upacara Peringatan Sumpah Pemuda Dan Hari Oeang Ke 72 Di Pangkalan Bun

Upacara Peringatan Sumpah Pemuda Dan Hari Oeang Ke 72 Di Pangkalan Bun

Selasa, 30 Oktober 2018 – Bertempat di halaman KPP Pratama Pangkalan Bun dilaksanakan Upacara untuk memeringati Hari Sumpah Pemuda dan 72 Tahun Hari Oeang. Dalam kesempatan ini, Nurtanti Widyasari bertindak sebagai pembina upacara dimana jajaran pejabat dan pegawai Kementerian Keuangan di Pangkalan Bun (KPP Pratama Pangkalan Bun, KPPBC TMP C Pangkalan Bun, KPPN Pangkalan Bun, dan KPKNL Pangkalan Bun) beserta perwakilan dari stakeholder (Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank Kalteng, Kantor BPJS, dan Kantor Pegadaian Pangkalan Bun) sebaga peserta upacara.

Upacara peringatan ini terasa berbeda, karena semua petugas dan peserta yang mengikuti upacara hari ini terlihat mengenakan pita hitam kecil di lengan sebelah kiri mereka. Hal ini melambangkan duka atau suasana berkabung  terhadap korban musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 dimana 20 orang pegawai Kemenkeu termasuk didalamnya.

Dalam amanatnya, Nurtanti menyampaikan beberapa pesan dari Menteri Keuangan RI (Sri Mulyani Indrawati) dimana dalam minggu terakhir di bulan Oktober terdapat dua hari bersejarah bagi Bangsa Indonesia yang perlu direnungkan maknanya bersama. Pertama, hari ini (30 Oktober)  72 tahun yang lalu menjadi hari bersejarah dimana Oeang Republik Indonesia (ORI) berlaku menjadi alat pembayaran yang sah di Indonesia. Sebagai bagian pemerintah yang bertugas untuk mengelola keuangan dan kekayaan negara, Kementerian Keuangan harus memetik pelajaran dari sejarah penerbitan ORI pertama kali tersebut. Kita dituntut untuk selalu bekerja keras dan ikhlas mengelola keuangan dan kekayaan negara demi menjaga kedaulatan bangsa Indonesia seperti yang telah diteladankan oleh para pendahulu kita.

Hari bersejarah yang kedua adalah Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Kita semua berhutang budi kepada para tokoh pemuda tahun 1928 yang telah mendeklarasikan Sumpah Pemuda sehingga menjadi pelopor untuk membangun kesadaran kebangsaan Indonesia sekaligus menjadi komitmen untuk menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini. Semangat Sumpah Pemuda sangat relevan di Institusi Kemenkeu, dengan komposisi pegawai Generasi Y dan Generasi Z lebih dari 50 % dari populasi pegawai diharapkan mampu turut serta memperkuat rasa persatuan, sinergi, dan mampu bekerja secara disiplin, jujur, professional dan berintegritas demi Indonesia yang adil, makmur,  dan sejahtera sesuai dengan cita-cita para pendiri bangsa.

Dalam kesempatan ini juga dilakukan penganugerahan Tanda Kehormatan Satyalencana Karya Satya, bagi pegawai Kementerian Keuangan yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, negara dan pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan, disiplin secara terus-menerus selama 10 (sepuluh) dan 20 (dua puluh) tahun.

Upacara ditutup dengan doa bersama untuk para korban dalam musibah Lion Air JT 610 dan juga para keluarga untuk tetap tabah bersama menghadapi musibah ini. Harapannya dalam Upacara Peringatan ini, dengan semangat Sumpah Pemuda & Hari Oeang ke 72 dapat meningkatkan kinerja dan pengabdian setiap peserta upacara untuk dapat secara tulus dan ikhlas Berbakti Pada Negeri.

Read More
Puncak Acara 72 Tahun Hari Oeang di Pangkalan Bun

Puncak Acara 72 Tahun Hari Oeang di Pangkalan Bun

Dalam rangka memeriahkan Hari Oeang ke-72, Unit Vertikal Kementerian Keuangan di Pangkalan Bun menggelar kegiatan Puncak Acara 72 Tahun Hari Oeang dengan tema “Kemenkeu Berbakti Pada Negeri”. Acara yang diselenggarakan di KPP Pratama Pangkalan Bun (Minggu, 28 Oktober 2018) ini diikuti oleh KPPBC TMP C Pangkalan Bun, KPP Pratama Pangkalan Bun, KPPN Pangkalan Bun, KPKNL Pangkalan Bun serta para pemangku kepentingan (stakeholder).

Acara ini dibuka dengan kegiatan jalan santai dengan rute perjalanan dimulai dari Kantor Pajak Pangkalan Bun menyusuri jalan menuju Bundaran Pancasila dan Bundaran Pramuka. Dalam kesempatan ini semua peserta dapat berbaur dan menyatu tanpa memandang dari instansi mana mereka berasal sehingga dapat membangkitkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan.

Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Ketua Panitia Nurtanti Widyasari yang kemudian membuka rangkaian kegiatan pada hari itu secara seremonial dengan pelepasan balon ke udara bersama-sama dengan Kepala Kantor Pajak, KPPN, KPKNL, serta para perwakilan dari stakeholder.

Kemeriahan acara semakin terasa ketika rangkaian kegiatan mulai berjalan. Diawali dengan tarian flashmob “Kiki Challenge” yang dipimpin langsung oleh Nurtanti Widyasari, flashmob ini diikuti oleh para peserta dengan energik. Tak ketinggalan pula, Games Ranking 1 yang selanjutnya siap untuk menguji pengetahuan para pegawai kemenkeu serta para stakeholder seputar pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan lainnya. terdengar gelak tawa serta teriakan para peserta yang larut dalam keseruan acara ini.

Pada pertengahan acara, pembacaan pemenang lomba yang telah diselenggarakan sebelumnya menambah antusiasme peserta. Adapun lomba-lomba tersebut antara lain  bulutangkis, tenis meja, bola voli, serta kartu domino yang biasa dikenal dengan gaplek. Para juara menaiki panggung kehormatan untuk menerima piala bergilir serta hadiah dari panitia. Perlombaan Tarik tambang juga menjadi moment yang tak terlupakan dari rangkaian acara hari itu. Beranggotakan para perwakilan pegawai kemenkeu serta stakeholder, kegiatan ini menambah keakraban melalui kerjasama yang ada untuk memenangkan lomba ini.

 

Sesi pembacaan dan pembagian doorprize juga menjadi hal yang paling dinanti-nantikan oleh para peserta. Dalam kesempatan ini berbagai macam hadiah diberikan kepada para pemenang undian doorprize yang semakin menambah keceriaan peserta. Sebagai selingan hiburan, Special performance juga ditunjukan oleh Grup Kobar Yoben yang beranggotakan para Kepala Kantor Pajak, Bea Cukai, KPPN, serta KPKNL untuk memeriahkan acara ini. Acara ini ditutup dengan menyanyikan lagu Rindu Kampung Seko serta meraih bintang yang diikuti oleh seluruh peserta.

Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat menambah keakraban serta mempererat tali silahturahim antara sesama pegawai Kementerian Keuangan serta dengan para stakeholder untuk bersama-sama mengabdikan diri untuk Berbakti Pada Negeri. Selamat Hari Oeang Yang ke 72 Tahun !

Read More
Bakti Sosial Hari Oeang ke-72 di Pangkalan Bun

Bakti Sosial Hari Oeang ke-72 di Pangkalan Bun

Rabu, 24 Oktober 2018, kebahagiaan tidak akan habis ketika kita berbagi dengan orang lain. Kebahagiaan justru semakin bertambah manakala kita bersedia untuk membagikannya. Itulah yang dilakukan oleh unit vertikal di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang ada di Pangkalan Bun, yang terdiri dari KPPBC TMP C Pangkalan Bun, KPP Pratama Pangkalan Bun, KPPN Pangkalan Bun, dan KPKNL Pangkalan Bun.

Dalam rangka memperingati Hari Oeang yang ke-72, keempat unit vertikal tersebut menyelenggarakan acara Bakti Sosial kepada sesama yang diwujudkan melalui kegiatan Donor Darah dan Anjangsana ke Panti Asuhan.Berlokasi di Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Kotawaringin Barat, diselenggarakan kegiatan Donor Darah ORI 2018 yang diikuti secara antusias oleh pegawai dari keempat unit vertikal tersebut. Selain memiliki banyak manfaat kesehatan bagi pendonor, kegiatan ini juga memiliki makna berbagi yang dalam, karena dengan mendonorkan sebagian kecil dari darah kita berarti turut berbagi kehidupan dengan orang lain.

Masih di hari yang sama, acara Bakti Sosial dilanjutkan dengan kegiatan Anjangsana Ke Panti Asuhan Ar-Rahman yang berlokasi di Desa Sei Tendang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat. Kepala KPPBC TMP C Pangkalan Bun selaku ketua panitia hari Oeang ke-72, dalam sambutannya, menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan ini untuk berbagi sedikit rezeki dan kebahagiaan yang diterima oleh Keluarga Besar Kemenkeu agar dapat dirasakan juga oleh orang lain. Dalam kegiatan ini, keluarga besar Kemenkeu Pangkalan Bun memberikan bantuan berupa sembako dan uang tunai kepada Panti Asuhan.

Sesuai dengan tema dari peringatan Hari Oeang ke-72 tahun 2018, yaitu Berbakti Pada Negeri, harapannya melalui kegiatan Bakti Sosial ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat setempat juga sebagai perwujudan bakti Kemenkeu kepada Negeri.

Read More
Kunjungi Istana Kuning, Bea Cukai Pangkalan Bun Belajar Pentingnya Nasionalisme

Kunjungi Istana Kuning, Bea Cukai Pangkalan Bun Belajar Pentingnya Nasionalisme

Selasa, 16 Oktober 2018, masih dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) Kotawaringin Barat yang ke-69, Bea Cukai Pangkalan Bun melakukan kegiatan kunjungan ke Istana Kuning yang merupakan salah satu tempat bersejarah di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat. Istana Kuning merupakan Istana Kedua Kesultanan Kutaringin yang dibangun saat kerajaan dipimpin oleh Sultan ke-9 Pangeran Ratu Muhammad Imanuddin (1805-1841). Kesultanan Kutaringin sendiri didirikan oleh Pangeran Adipati Antakasuma yang merupakan salah seorang putra Raja Banjar IV Sultan Mus’tainubillah. Kaya akan nilai historis dan kearifan lokal, tempat ini menjadi salah satu aset budaya yang ada di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Dalam kesempatan ini, Bea Cukai Pangkalan Bun disambut langsung oleh Pangeran Muasjidinsyah yang akrab disebut Ama Pangeran oleh masyarakat Kotawaringin Barat. Ama Pangeran merupakan adik dari Raja Kutaringin (Ke-15) saat ini, Sultan Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Dalam sambutannya, Ama Pangeran berpesan agar Bea Cukai Pangkalan Bun mempunyai rasa memiliki terhadap NKRI sehingga dapat turut menjaga NKRI dan Kotawaringin pada khususnya yang kaya akan sejarah dan nilai-nilai budaya di dalamnya. Bea Cukai diharapkan dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, sehingga dapat melindungi NKRI dari masuknya barang-barang ilegal juga dapat membantu negara dalam mengumpulkan keuangan negara

Usia Ama Pangeran memang sudah tak muda lagi, namun semangat nasionalisme, kebijaksanaan, dan kesederhanaannya menular kepada setiap orang yang berbincang dengannya. Dengan adanya kesempatan ini tentu menyuntikan semangat tambahan bagi Bea Cukai Pangkalan Bun untuk dapat melanjutkan semangat Beliau untuk NKRI dan Bea Cukai Yang Makin Baik. Di akhir kegiatan, Beliau mendoakan Bea Cukai yang terus menerus melakukan perbaikan untuk menjadi institusi yang makin baik setiap waktunya.

Read More
Bea Cukai Pangkalan Bun Dukung Wonderful Sail to Indonesia 2018

Bea Cukai Pangkalan Bun Dukung Wonderful Sail to Indonesia 2018

Wonderful Sail to Indonesia 2018 merupakan program Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan John Martin, yacht rally organizer dari Selandia Baru untuk menyelenggarakan international yacht rally di perairan Indonesia. Program tersebut bertujuan untuk mewujudkan misi pengembangan wisata layar nasional yakni menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata layar dunia. Wisata layar Wonderful Sail to Indonesia terdiri dari 5 reli layar dunia yakni Wonderful Sail Anambas To Natuna, Wonderful West Kalimantan Rally, Back To Down Under Rally, Wonderful Sail 2 Indonesia dan Wonderful Sail Indonesia.

Wonderful Sail 2 Indonesia (WS2I) akan berlangsung dari Juli hingga November 2018. Event yang akan diikuti 70 yacht dari lima negara ini akan singgah di 21 destinasi titik labuh di seluruh Indonesia, salah satunya adalah Pelabuhan Kumai, Kotawaringin Barat. Dipilihnya Pelabuhan Kumai sebagai salah satu titik labuh karena pemerintah setempat ingin menjadikan Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) yang merupakan konservasi orang utan terbesar di dunia sebagai Bali Baru ke-11 untuk 2019. Pada tanggal 7-10 Oktober 2018 rombongan yacht rally ini dijadwalkan untuk singgah di Pelabuhan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Bea Cukai Pangkalan Bun turut mendukung kelancaran Wonderful Sail to Indonesia dengan memberikan pelayanan 24 jam terhadap Kapal Wisata Asing (Yacht) yang akan melakukan clearance dari  Pelabuhan Kumai melalui Vessel Declaration. Selain itu, Bea Cukai Pangkalan Bun juga memberikan infografis mengenai prosedur serta kontak yang dapat dihubungi melalui pemasangan spanduk, penyebaran leaflet di lokasi yang mudah dijangkau oleh Yachters, serta publikasi masif prosedur Vessel Declaration melalui website dan seluruh media sosial kantor. Panduan yang diberikan oleh Bea Cukai Pangkalan Bun dibuat dalam bahasa Internasional dapat diakses melalui halaman  http://bcpangkalanbun.beacukai.go.id/guidance-for-foreign-yachter-cruise/

Pelayanan yacht melalui Vessel Declaration bukan hal baru lagi bagi Bea Cukai Pangkalan Bun. Mengingat potensi wilayah Kotawaringin Barat dengan Taman Nasional Tanjung Puting-nya, setiap tahun selalu ada kapal wisata asing yang masuk, sandar, atau keluar dari Pelabuhan Kumai. Melalui Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 1914/KM.4/2018 tentang Penetapan Pelabuhan Masuk dan Pelabuhan Keluar Tempat Pelayanan Kepabeanan atas Impor Sementara Kapal Wisata Asing, Pelabuhan Kumai ditetapkan dalam daftar pelabuhan tempat pemberian pelayanan kepabeanan atas impor sementara kapal wisata asing. Bahkan Pemda setempat telah merencanakan Sail Kumai di tahun-tahun mendatang.

Dengan adanya upaya ini diharapkan peran serta Bea Cukai mampu menunjang kelancaran industri pariwisata sesuai fungsi Bea Cukai yaitu Industrial Assistance untuk #BeaCukaiMakinBaik

Read More